Cara berpikir setiap orang terutama tiap
individu tentunya memiliki pemikiran yang berbeda-beda baik maupun buruk
bergantung dengan orang tersebut memikirkannya. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan
dan memastikan, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau
membedakan, menghubungkan, menalar atau menarik kesimpulan dari beeberapa
peryataan yang ada, menimbang, dan memutuskan. Berpikir adalah cara sesorang
mengolah pikirannya atau mengasah pikirannya agar akal yang dibiliki oleh
sesorang tidak pudar. Pemikiran adalah gagasan yang dimiliki oleh sesorang yang
akan dituangkan dan membentuk suatu.
Pernyataan mengenai berpikir menurut
KH. Dewantara tentang pendidikan yang harus kita pahami ada tiga macam yaitu :
a. Tetep, Antep,
Mantep
b. Ngandel, Kandel,
Kendel, dan Bandel
c. Neng, Ning,
Nung, Nang
Kemudian apa maksud dari pernyataan
di atas? Mari kita kupas penjabaran satu-satu pernyataan di atas agar kita
lebih mampu memahami maksud dari istilah yang diutarkan oleh KH. Dewantara.
Perhatikan berikut :
a. Tetep, Antep,
Mantep
Berasal
dari kata “Mind” atau pikiran atau juga berpikir. Berpikir itu perasan dari
akal, dan alat untuk memeras itu adalah akal dan sari-sarinya ataupun kita
mendapatkan sari-sari atau ampasnya itu tergantung pengeluaran dan kita ingin
mendapatkan sari atau ampasnya. berasal dari keteguhan berpikir atau ketetapan
berpikir. Sebagai manusia yang memiliki akal sebaiknya kita harus memiliki
keteguhan berpikir untuk memicu kualitas
diri
kita.
Tetep, artinya mempunyai ketetapan pendapat dan pikiran, apa
bila suatu telah diyakini maka ia akan teguh dengan pemikirannya. Tidak akan
mudah termakan isu tidak mudah digoyahkan. Bersikap tegas dengan apa yang
diyakini kebenarannya.
Teteg, maksudnya tidak tergoyahkan oleh godaan atau rayuan
apapun. Biasanya godaan atau rayuan ini dalam bentuk harta, wanita dan
kedudukan. Terlalu berabisi terhadap harta maka akan timbul sikap negatif dalam
tertarik melakukan penggelapan uang, penyalahgunaan anggaran dana. Terlalu terobsesi
dengan kedudukan maka akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Kemudian
terakhir, wanita, jika terlalu haus dengan rayuan wanita maka akan timbul
kerusakan pribadi, keluarga seseorang.
Antep, berarti berilmu dan berpengetahuan. Antep juga berarti
berbobot. Pikiran itu merupakan sebuah perasaan yang muncul berasal dari akal.
Akal merupakan sebuah alat untuk memeras suatu pemikiran atau pengetahuan dan
objek yang ingin diperas atau disaring namanya adalah pikiran, pikiran itulah
yang menentukan.
Mantep,
artinya
keyakinan seseorang dalam pemikirannya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar
dan baik.
b. Ngandel,
Kandel, Kendel, dan Bandel
Ngandel, artinya percaya, iman dan tagwa.
Kendel, artinya berani, apa yang dikatakan
benar ya benar, salah ya salah. Konsekwen, juga berani mengambil keputusan
berani membela negara dengan penuh kejuangan.
Kandel, artinya penuh ilmunya, penuh
pengetahuannya, matang jiwanya. juga tabah hatinya hingga dapat mengatasi
segala persoalan.
Bandel, Artinya percaya diri, tidak mudah
takut. Tidak mudah putus asa apapun rintangannya. Tabah menghadapi godaan
apapun
c. Neng, Ning,
Nung, Nang
Neng,
ning, nung, nang terdapat dalam kata “kunfayakun”.
Ning, artinya sesuatu yang menggon atau
meruang.
Neng, artinya air yang diapakan saja
tetap bening, sehingga berarti kesucian pikiran (jujur dalam pikiran) dan
kebatinan (akal, pikiran, hati, hasrat, syahwat, dan perasaan). Diperoleh dari
ketenangan hati seperti kisah Nabi Syuaeb dan Nabi Nuh. Kenapa disebut Nabi
Nuh? Karena dalam cerita Nabi Nuh merupakan nabi yang banyak menangis karena
bertemu dengan anjing. Nuh yang berarti manah atau tetap sasarn, manah dalam
bahasa Jawa berarti hati. Sehingga hal tersebut termasuk peradaban hati,
peradaban rasa yang ada pada Nabi Nuh.
Nung, Artinya kuat, bantingan, ulet,
sanggup melakukan tugas yang berat.
Nang, Artiny optimistis, optimisme, ini
membawa perjuangan yang berakhir dengan kemenangan, nang artinya menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar